Masjid ini disebut masjid Al Bidya
karena lokasinya yang terletak di desa Al Bidya. Al Bidya adalah sebuah desa
kecil di balik pegunungan batu yang terdapat di
emirat Fujairah. Desa ini memang
agak terpencil yang terletak 35
kilometer utara pusat kota Fujairah. Sementara masjid Al Bidya sendiri berdiri di punggung pegunungan batu dan
menghadap ke pantai.
Tidak ada catatan pasti yang
menyertai pembangunan masjid ini. Bahkan sampai sekarang juga belum diketahui
siapa yang mendirikan masjid di tengah gurun di atas pegunungan batu ini. Namun
begitu para arkeolog telah dapat memastikan jika masjid Al Bidya dibangun pada
tahun 1446. Sehingga dengan demikian masjid ini menjadi masjid tertua menurut
catatan pemerintahan UAE.
Masjid Al Bidya |
Dilihat dari struktur dan desain
bangunannya, masjid ini terbilang unik karena sangat berbeda dengan
masjid-masjid pada umumnya yang berdiri di seluruh penjuru UAE. Struktur masjid
dibuat dari batu bata lempung dan bebatuan yang berasal dari laut yang diperkuat
dengan lapisan plester putih yang sangat tebal. Sementara itu tidak ada
pengecatan sebagai finishingnya, melainkan warna asli dari tanah lempung itu
sendiri.
Dari segi desain, masjid ini tidak
memiliki menara kubah sebagaimana bangunan masjid pada umumnya. Masjid tua Al
Bidya hanya memilki empat kubah runcing di atas atapnya . Keempat kubah
tersebut masing-masing memiliki ukuran dan bentuk yang berbeda-beda.
Tampak kubah masjid |
Sementara terdapat satu pintu
melengkung di bagian depan, terdapat pula beberapa celah angin-angin di ketiga
sisi dindingnya yang sangat tebal. Celah angin berbentuk kotak kecil yang
berfungsi sebagai sirkulasi udara inilah yang membuat udara di dalam masjid
tetap terasa dingin. Namun untuk saat ini telah dipasang dua unit pendingin
udara di dalam masjid Al Bidya.
Lubang angin di dinding masjid |
Di dalam masjid ini terdapat sebuah
mihrab kecil yang menunjukkan arah Mekkah dan sebuah mimbar sederhana. Sampai
saat ini penduduk sekitar masih menggunakan masjid ini untuk ibadah shalat
Jumat. Sementara untuk hari-hari biasa, masjid seluas 50 meter persegi ini
hanya di buka dari pukul 9 hingga 12 siang. Pengunjung tetap bisa melakukan
ibadah pada jam buka tersebut.
Masjid Al Bidya pernah mengalami
restorasi atau pemugaran pada tahun 2003. Di halaman samping masjid juga sudah
dibangun rumah imam masjid dan tempat berwudhu. Sementara sebagai pelengkap
situs bersejarah, di belakang masjid, di atas bukit batu berdiri dua buah
benteng yang di bangun bangsa Portugis pada 200 tahun yang lalu.